Langsung ke konten utama

Friend or Foe ?

Tak ku sangka,
ku harus menuliskan lagi ini kata-kata,
Kata-kata petuah, penuh makna,
tentang bagaimana seharusnya,
sebuah hubungan persahabatan itu berjalan di dunia.

Bercerita tentang hakikat serta pengikat,
sepasang sahabat.
Mari sama-sama kita renungi…lagi dan lagi…


Barangkali di antara ungkapan yang paling baik mengenai "adab persaudaraan" itu adalah apa yang dikatakan oleh pengarang kitab QUUTUL QULUUB berikut ini :
 "Sahabatmu itu haruslah orang yang apabila engkau melayaninya ia akan melindungimu; dan apabila engkau tidak mampu mencari makan, ia akan memberi kepadamu; dan apabila engkau membentangkan kedua belah tanganmu dengan kebaikan, ia akan membantumu; dan apabila ia melihat kebaikan daripadamu ia akan menghargainya; dan apabila ia melihat keburukan daripadamu, ia akan menutupinya; dan apabila engkau meminta kepadanya, ia akan memberimu; dan apabila engkau diam, ia akan mulai berbicara denganmu; dan apabila engkau ditimpa musibah, maka ia akan menghiburmu; dan apabila engkau berkata-kata, ia akan membenarkan perkataanmu; dan apabila kamu berdua berselisih, ia akan mendahulukanmu."

 Sesungguhnya teman sejatimu itu ialah orang yang menutupi kebutuhanmu, merahasiakan kesalahan-kesalahanmu, dan menerima alasan-alasanmu. Dan hak seorang sahabat atasmu adalah supaya engkau memaafkannya dalam tiga perkara : dari kemarahannya, kekeliruannya dan kelancangannya!
 -Dr. Muhammad al-Ghazaly-

 Kenapa ku kembali bernostalgia?
dengan segala kata di masa yang telah tertinggal?
Karena di masa kini,
masa yang sedang aku jalani,
aku kembali terhadang sebuah duri,
duri pemberi luka dalam hati,
merusak keakraban antara aku dan dia sebagai sepasang sahabat, yang ku pikir sejati.

Coba kalian bayangkan,
Dia, yang telah cukup lama bersama,
hidup dekat dalam ruangan yang sama,
telah ku bagi setiap cerita, tak jarang rahasia,
dan telah ku jaga setiap apa yang dia kata,
Bahkan ku hargai dengan sangat,
segala apa yang menjadi daerah privasinya,
Tak pernah mengusik atau sedikit 'tuk ikut mencampuri,
sampai saatnya dia sendiri yang menghampiri,

Tapi ternyata semua tak berbalas seperti yang ku pikiri,
Dia khianati,
dia lukai,
dia buka segala apa yang ku sebut privasi,

Dan terima kasih,
Setidaknya semua ini membuat aku sangat tersadar,
membuka mata secara sangat lebar,
bahwa tidak semua dapat aku percaya untuk menyimpan kata,
Masih ada yang bermulut terbuka,
berbicara dengan tidak melihat kondisi yang ada,
Padahal itu sungguh rahasia,
tapi kenapa dia harus juga bersuara?

Aku kehilangan kata,
sesak terasa di dada,
tersedat mulut ku rasa.

Aku terhenyak terdiam seribu bahasa,
hanya mampu untuk getir ku tertawa,
Tanda sejuta rasa kecewa,
teramat sangat kecewa,

Aku tidak menyangka,
sungguh..sungguh tidak disangka,
Kenapa harus dia, Bukankah kita berteman?
Walau memang sempat kita tertekan,
sebuah masalah datang menimpa,
dan kita pun tertekan oleh itu amarah,
Kita berdebat, tapi aku telah meminta maaf,
bersujud memohon ampunan, mengakui segala khilaf,

Tapi ternyata dia tetap menikam,
menghujam secara tajam,
kenapa kawan? Kenapa??

Kawan, kau sungguh telah merusak,
merusak segala yang indah,
kau ganti dengan perih luka,
kau rusak semangat ku,
kau rusak kehidupan ku,
kau rusak privasi ku
dan kau rusak segala rasa persahabatan, bila memang kita ini adalah sahabat …

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...