Langsung ke konten utama

INDONESIA !!



Sepak bola,
permainan kaki mengolah bola,
atau dengan anggota tubuh lainnya,
asal tangan tidak terkena,
kecuali kiper tentunya.

Olahraga paling populer di dunia,
disukai oleh kaum adam juga kaum hawa.
Tersihir oleh indahnya gocekan pemain bola,
atau betapa indahnya muka mereka.

Indonesia,
Negara di kawasan asia,
asia tenggara tepatnya.
Ku cinta ini negara,
karena disinilah aku lahir dan tumbuh besar hingga dewasa.
Betapun hina,
betapun orang di sana mencerca,
ku kan tetap berdiri lantang,
dengan angkuh berkata, ‘Aku Orang Indonesia’
Aku bangga menjadi Indonesia,
Dengan segala yang buruk serta indah yang ada menyertainya.

Piala dunia,
Sebuah event akbar sepak bola,
mempertemukan 32 negara,
yang dijaring dari hasil kualifikasi setiap benua,
sehingga benar dihasilkan yang terkuat,
untuk bertarung menjadi sang juara,
mendapat mahkota raja sepak bola dunia.

Dalam sepak bola,
Indonesia pernah begitu perkasa,
tapi itu dulu kala,
ketika aku pun belum ada,
ketika kakekku saja masih remaja.
Kini sudah berubah semua,
di saat yang lain melangkah cepat berbenah,
kita justru menukik ke bawah menuju tanah.

Indonesia hanya menjadi tim nyaris juara,
dan berjuta-juta nyaris lainnya.
Entah ada apa,
entah dosa siapa.
Tapi ini memang masalah kita semua,
masalah kompetisi lokal,
masalah sarana,
masalah dana,
masalah sumber daya manusianya,
dan juga salah pengelolaannya.
Semua solusi masih dalam tahap pencarian,
mencari bentuk tepat sebuah formula,
untuk menjadi solusi itu masalah,
hingga akhirnya prestasi bisa kita dapat,
kita peluk dengan sangat erat.

Dan kita Indonesia,
belum sempat mencicipi nikmatnya piala dunia,
tapi dulu sekali saat kita masih dijajah,
dengan nama hindia-belanda,
kita sempat masuk piala dunia,
1938 tahunnya,
dan sejak itu kita belum pernah lagi bersua
atau langsung berpartisipasi nyata.
Kita hanya menjadi penonton setia.
Karena selalu gagal di kualifikasi zona asia.

Tapi harapan itu kembali ada,
terasa begitu nyata.
Ketika kita bermain indah menang empat tiga,
melawan turkmenistan dalam kualifikasi kedua,
sehingga otomatis kita pun masuk kualifikasi ketiga,
masuk grup lima,
bersama iran, bahrain, serta qatar si negara sangat kaya.

Tapi asa itu hancur seketika,
ketika melawan iran di pertandingan tandang pertama,
kita kalah kosong tiga,
lalu main di kandang pun menjadi percuma,
dengan beribu pasang mata yang ada di istora,
dengan beragam tingkah pola anak manusia,
khas penonton fanatik sepak bola,
dengan semangat yang lebih dari empat lima.
Tapi ternyata itu tak cukup juga,
karena kita tetap kalah kosong dua
dari bahrain negara timur tengah di jajaran saudi arabia.

Seakan ada pembenaran,
penonton kita pun berulah,
menyalakan banyak petasan melanggar aturan jelas.
Sehingga pertandingan sempat ditunda,
di menit ke tujuh lima.

Ya..
Saya kecewa,
Semua warga indonesia pasti kecewa,
Terlebih para penonton yang telah datang di istora.
Tapi harapan itu masih ada,
di depan masih ada enam laga tersisa,
pembenahan masih bisa dikejar, masih bisa kita perbuat

Jadi mari terus kita berdoa
dan terus lah berjuang wahai pejuang sepak bola,
anda masih dan akan selalu bisa membuat bangga Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da...

D-IV atau S1 ?

Suatu malam pada hari Sabtu , tanggal 14, bulan Januari , tahun 2012, berlatar tempatkan teras masjid Al-Ilmi IPDN Kampus Kalimantan Barat, terjadi satu percakapan ringan sangat sederhana tapi kemudian mampu untuk membuat otak ini menjadi rumit karena terus memikirkan substansi dari apa yang diperbincangkan itu, terlalu rumit sehingga saya pikir perlu untuk dituangkan dalam sebuah narasi penuh kata, tidak berpetuah dan tidak juga indah. Tapi cukup-lah untuk sekedar berbagi ide dan informasi yang pastinya tidak sesat. Dan ini-lah percakapan singkat itu : HP ( inisial teman saya ) : “Dim, kamu lebih milih mana, S.IP atau S.STP ?” Saya : “mmm….pengennya sih S.IP” HP : “Kenapa, Dim? Kata orang kan kalo S.STP tuh lebih baik buat karir dan kata orang juga S.IP tuh lebih condong buat jadi dosen.” Saya : “Wah gak tau sih kalo masalah yang kayak gitunya, tapi saya ingin S.IP karena yang saya tau S.IP itu lebih mudah untuk nantinya kita mau nerusin ke S2, nah kalo S.STP itu gak semua unive...

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. ...