Pilih yang mana ( baca : Memilih Pilihan ) :
Bersama orang yang kita sayangi tapi dia tidak menyayangi kita atau bersama orang yang menyayangi kita tapi kita tidak menyayanginya.
Sebuah pertanyaan sederhana tapi terlalu dalam maknanya, sulit untuk kita selami jawabannya. Ya, pertanyaan yang datang dari seorang sahabat memecah belah keheningan dan ketidakaturan pikiran yang bersemrawut berterbangan berkeliaran liar dalam otak ini. Rasa kantuk, rasa lelah secara perlahan tapi pasti mulai terganti dengan pikiran gundah cenderung galau teringat kembali segala rasa yang memang masih ada dan satu hati yang telah kusakiti dan tersakiti. ( baca : karma )
Pada hari Minggu, tanggal 25, bulan September, tahun 2011 dan seperti biasanya, kami praja mendapatkan hak kami yaitu hak untuk pesiar. Untuk anda yang mungkin belum tau, akan coba saya jelaskan secara singkat mengenai bagaimana kehidupan kami sebagai seorang praja. Untuk agak lengkapnya silahkan anda baca di Selayang Pandang IPDN. Kami Praja IPDN mengenyam pendidikan kepamongprajaan dengan diwajibkan untuk tinggal di dalam kampus di asrama dengan berbagai aturan yang menyertainya, dan hak pesiar adalah hak kami untuk sejenak keluar dari kampus, untuk sekedar berpelesir dengan tentunya dibatasi oleh waktu. Dan pada hari minggu ini, kami mendapatkan hak kami untuk pesiar dari pukul 10.00 sampai dengan 20.30 WIB. Sebenarnya semenjak saya mendapatkan tugas untuk berpendidikan di IPDN Kampus Daerah Kalimantan Barat ini ( baca : Takkan Terhenti Disini ), pesiar menjadi sesuatu hal yang tidak terlalu saya perhatikan. Saya jarang atau bahkan tidak sama sekali untuk melaksanakan pesiar. Saya lebih suka untuk menghabiskan waktu di wisma, mengerjakan segala sesuatu hal yang tidak berguna dan tidak penting hanya untuk sekedar membunuh waktu luang.
Tapi pada hari minggu ini saya memilih untuk melaksanakan pesiar karena memang harus mentransfer uang dan membeli beberapa barang, juga ikut mengantar teman saya pergi ke rumah induk semangnya ( baca : PL 1 / PPL ). Dan sesampainya di rumah induk semang teman saya itu, disambut dengan canda tawa anak kecil, rasa lelah memang wajar terasa karena sebelumnya kami telah terlebih dahulu berbelanja membeli keperluan yang kami butuhkan. Dan di saat itu lah sebuah pertanyaan sederhana nan dalam itu datang meluncur. Sebegitu dalam hingga diri ini tenggelam. Itu adalah pertanyaan dari temannya teman saya nan jauh di daerah nya sana, bermaksud untuk meminta sebuah pendapat sebagai suatu masukan berarti untuk memilih pilihan hidupnya.
Tak perlu banyak berkata-kata, saya dengan tegas menjawab bahwa lebih baik bagi kita kaum pria untuk bersama dia ( kaum wanita ) yang menyayangi kita, walaupun kita tidak atau belum menyayangi dia. Daripada harus dengan dia yang kita sayangi, tapi ternyata dia tidak sama sekali menyayangi kita.
Walaupun dari sudut pandang manapun kedua pilihan tadi tidak ada suatu pilihan yang benar-benar akan berdampak positif atau berhasil baik, keduanya mempunyai resiko yang sama besarnya dan potensi yang terburuk juga sama besarnya.
Tapi disini saya menjawab dengan berdasarkan pendapat serta sudut pandang yang saya yakini, saya merupakan satu orang dari mungkin sedikit orang yang percaya bahwa cinta itu hakikinya datang di saat pertemuan serta pandangan pertama yang terjadi antara satu sosok pria dan wanita. Bila boleh saya mengutip kalimat dari sastrawan yang sangat saya kagumi juga cintai yaitu Kahlil Gibran yang berbunyi : "Alangkah bodohnya orang-orang yang mengira bahwa cinta datang dari persahabatan yang lama dan rayuan yang tak henti-hentinya. Cinta Hakiki adalah buah pemahaman rasa spiritual, yang jika tak bisa tercipta dalam sekilas pandang, ia tidak bisa di ciptakan dalam bilangan tahun atau bahkan satu generasi sekalipun." ( Kahlil Gibran )
( baca : Wisdom, Justice, and Love part.III )
Kalimat itu saya benar-benar setuju tapi tidak juga saya memandang sebelah mata rasa cinta dan kasih sayang dari hasil pertemuan yang intens atau hasil dari pertemanan yang terlampau akrab, saya juga percaya itu. Tapi prinsip saya lebih meyakini bahwa, sekali lagi, cinta itu hakikatnya terlahir pada saat perjumpaan pertama dan setelah kita merasakan ketertarikan itu maka dengan sendirinya kita akan memulai untuk bergerak lebih jauh, mengenal dan seterusnya berusaha untuk saling memiliki.
That’s my damn opinion!
Oleh karena pemikiran tersebut, saya lebih memilih untuk kita bersama dengan dia yang menyayangi kita walaupun kita belum menyayangi dia. Kenapa? Karena sungguh beruntung bagi kita, kaum adam, bila mampu memiliki wanita yang dengan tulus serta ikhlas menyayangi kita serta mencintai kita tidak sekedar mengagumi kita, karena kagum berarti dia hanya menyukai dan melihat kelebihan kita, berbeda halnya bila dia mencintai kita maka dengan sendirinya berarti dia telah mampu menyukai kelebihan serta kekurangan yang kita miliki. Bila wanita telah mencintai kita, maka segala perhatian dan pengertian yang dia miliki akan benar-benar tercurah untuk kita. Dan walaupun kita belum mencintai dia tapi saya yakinkan secara pasti untuk anda semua lelaki di luar sana, cepat atau lambat anda akan bertekuk lutut dan jatuh cinta kepadanya.
Karena apabila anda ( pria ) memaksakan untuk terus bersama dengan dia ( wanita ) yang memang benar anda sayangi serta cintai, anda akan lelah dibuatnya, yang ada hanya pada akhirnya wanita itu justru akan mencintai anda karena lebih kepada faktor iba atau kasihan, tidak menyayangi anda setulus dan semurni hati yang sebenarnya dia miliki. Dan pada akhirnya dia akan meninggalkan anda karena memang dasar cinta yang dia miliki tidaklah sekokoh akar pohon yang ada di hutan sana.
Sekali lagi kawan, ini hanyalah berdasarkan ilmu, sudut pandang serta pengalaman yang saya miliki akan tetapi dengan tulisan ini saya juga tidak menyarankan kaum wanita untuk menjadi agresif dan pria menjadi pihak yang pasif. Tidak sama sekali!
Apa yang coba saya tekankan disini adalah, kita ( pria ) memang harus tetap berusaha mengejar dia ( wanita ) yang kita sayangi tapi jangan juga menjadi bodoh dengan terus mengejarnya walaupun sebenarnya dia tidak mencintai kita. Bila telah secara pasti dan jelas dia tidak mencintai kita, maka sesegera mungkin hentikan pengejaran tersebut dan bergerak menuju arah cinta yang lain. Dan apabila dalam perjalanan mencari arah cinta itu kita menemui satu cinta, satu wanita yang secara terang mampu untuk menyayangi kita, maka berhenti dan menepi lah sejenak, luangkan waktu kita untuk juga “mengejar” dia walaupun awalnya getaran cinta itu tidak kita miliki. Karena sekali lagi cinta yang muncul dengan sendirinya jauh lebih sejati daripada cinta yang datang sari proses yang lama dan cenderung dipaksakan.
Once again my friends, it is my opinion, how ‘bout you ?!
Bersama orang yang kita sayangi tapi dia tidak menyayangi kita atau bersama orang yang menyayangi kita tapi kita tidak menyayanginya.
Sebuah pertanyaan sederhana tapi terlalu dalam maknanya, sulit untuk kita selami jawabannya. Ya, pertanyaan yang datang dari seorang sahabat memecah belah keheningan dan ketidakaturan pikiran yang bersemrawut berterbangan berkeliaran liar dalam otak ini. Rasa kantuk, rasa lelah secara perlahan tapi pasti mulai terganti dengan pikiran gundah cenderung galau teringat kembali segala rasa yang memang masih ada dan satu hati yang telah kusakiti dan tersakiti. ( baca : karma )
Pada hari Minggu, tanggal 25, bulan September, tahun 2011 dan seperti biasanya, kami praja mendapatkan hak kami yaitu hak untuk pesiar. Untuk anda yang mungkin belum tau, akan coba saya jelaskan secara singkat mengenai bagaimana kehidupan kami sebagai seorang praja. Untuk agak lengkapnya silahkan anda baca di Selayang Pandang IPDN. Kami Praja IPDN mengenyam pendidikan kepamongprajaan dengan diwajibkan untuk tinggal di dalam kampus di asrama dengan berbagai aturan yang menyertainya, dan hak pesiar adalah hak kami untuk sejenak keluar dari kampus, untuk sekedar berpelesir dengan tentunya dibatasi oleh waktu. Dan pada hari minggu ini, kami mendapatkan hak kami untuk pesiar dari pukul 10.00 sampai dengan 20.30 WIB. Sebenarnya semenjak saya mendapatkan tugas untuk berpendidikan di IPDN Kampus Daerah Kalimantan Barat ini ( baca : Takkan Terhenti Disini ), pesiar menjadi sesuatu hal yang tidak terlalu saya perhatikan. Saya jarang atau bahkan tidak sama sekali untuk melaksanakan pesiar. Saya lebih suka untuk menghabiskan waktu di wisma, mengerjakan segala sesuatu hal yang tidak berguna dan tidak penting hanya untuk sekedar membunuh waktu luang.
Tapi pada hari minggu ini saya memilih untuk melaksanakan pesiar karena memang harus mentransfer uang dan membeli beberapa barang, juga ikut mengantar teman saya pergi ke rumah induk semangnya ( baca : PL 1 / PPL ). Dan sesampainya di rumah induk semang teman saya itu, disambut dengan canda tawa anak kecil, rasa lelah memang wajar terasa karena sebelumnya kami telah terlebih dahulu berbelanja membeli keperluan yang kami butuhkan. Dan di saat itu lah sebuah pertanyaan sederhana nan dalam itu datang meluncur. Sebegitu dalam hingga diri ini tenggelam. Itu adalah pertanyaan dari temannya teman saya nan jauh di daerah nya sana, bermaksud untuk meminta sebuah pendapat sebagai suatu masukan berarti untuk memilih pilihan hidupnya.
Tak perlu banyak berkata-kata, saya dengan tegas menjawab bahwa lebih baik bagi kita kaum pria untuk bersama dia ( kaum wanita ) yang menyayangi kita, walaupun kita tidak atau belum menyayangi dia. Daripada harus dengan dia yang kita sayangi, tapi ternyata dia tidak sama sekali menyayangi kita.
Walaupun dari sudut pandang manapun kedua pilihan tadi tidak ada suatu pilihan yang benar-benar akan berdampak positif atau berhasil baik, keduanya mempunyai resiko yang sama besarnya dan potensi yang terburuk juga sama besarnya.
Tapi disini saya menjawab dengan berdasarkan pendapat serta sudut pandang yang saya yakini, saya merupakan satu orang dari mungkin sedikit orang yang percaya bahwa cinta itu hakikinya datang di saat pertemuan serta pandangan pertama yang terjadi antara satu sosok pria dan wanita. Bila boleh saya mengutip kalimat dari sastrawan yang sangat saya kagumi juga cintai yaitu Kahlil Gibran yang berbunyi : "Alangkah bodohnya orang-orang yang mengira bahwa cinta datang dari persahabatan yang lama dan rayuan yang tak henti-hentinya. Cinta Hakiki adalah buah pemahaman rasa spiritual, yang jika tak bisa tercipta dalam sekilas pandang, ia tidak bisa di ciptakan dalam bilangan tahun atau bahkan satu generasi sekalipun." ( Kahlil Gibran )
( baca : Wisdom, Justice, and Love part.III )
Kalimat itu saya benar-benar setuju tapi tidak juga saya memandang sebelah mata rasa cinta dan kasih sayang dari hasil pertemuan yang intens atau hasil dari pertemanan yang terlampau akrab, saya juga percaya itu. Tapi prinsip saya lebih meyakini bahwa, sekali lagi, cinta itu hakikatnya terlahir pada saat perjumpaan pertama dan setelah kita merasakan ketertarikan itu maka dengan sendirinya kita akan memulai untuk bergerak lebih jauh, mengenal dan seterusnya berusaha untuk saling memiliki.
That’s my damn opinion!
Oleh karena pemikiran tersebut, saya lebih memilih untuk kita bersama dengan dia yang menyayangi kita walaupun kita belum menyayangi dia. Kenapa? Karena sungguh beruntung bagi kita, kaum adam, bila mampu memiliki wanita yang dengan tulus serta ikhlas menyayangi kita serta mencintai kita tidak sekedar mengagumi kita, karena kagum berarti dia hanya menyukai dan melihat kelebihan kita, berbeda halnya bila dia mencintai kita maka dengan sendirinya berarti dia telah mampu menyukai kelebihan serta kekurangan yang kita miliki. Bila wanita telah mencintai kita, maka segala perhatian dan pengertian yang dia miliki akan benar-benar tercurah untuk kita. Dan walaupun kita belum mencintai dia tapi saya yakinkan secara pasti untuk anda semua lelaki di luar sana, cepat atau lambat anda akan bertekuk lutut dan jatuh cinta kepadanya.
Karena apabila anda ( pria ) memaksakan untuk terus bersama dengan dia ( wanita ) yang memang benar anda sayangi serta cintai, anda akan lelah dibuatnya, yang ada hanya pada akhirnya wanita itu justru akan mencintai anda karena lebih kepada faktor iba atau kasihan, tidak menyayangi anda setulus dan semurni hati yang sebenarnya dia miliki. Dan pada akhirnya dia akan meninggalkan anda karena memang dasar cinta yang dia miliki tidaklah sekokoh akar pohon yang ada di hutan sana.
Sekali lagi kawan, ini hanyalah berdasarkan ilmu, sudut pandang serta pengalaman yang saya miliki akan tetapi dengan tulisan ini saya juga tidak menyarankan kaum wanita untuk menjadi agresif dan pria menjadi pihak yang pasif. Tidak sama sekali!
Apa yang coba saya tekankan disini adalah, kita ( pria ) memang harus tetap berusaha mengejar dia ( wanita ) yang kita sayangi tapi jangan juga menjadi bodoh dengan terus mengejarnya walaupun sebenarnya dia tidak mencintai kita. Bila telah secara pasti dan jelas dia tidak mencintai kita, maka sesegera mungkin hentikan pengejaran tersebut dan bergerak menuju arah cinta yang lain. Dan apabila dalam perjalanan mencari arah cinta itu kita menemui satu cinta, satu wanita yang secara terang mampu untuk menyayangi kita, maka berhenti dan menepi lah sejenak, luangkan waktu kita untuk juga “mengejar” dia walaupun awalnya getaran cinta itu tidak kita miliki. Karena sekali lagi cinta yang muncul dengan sendirinya jauh lebih sejati daripada cinta yang datang sari proses yang lama dan cenderung dipaksakan.
Once again my friends, it is my opinion, how ‘bout you ?!
Komentar
Posting Komentar