Sungguh tidak terasa. Itulah kata. Untuk menggambarkan betapa relatifnya waktu kita. Terkadang besarnya angka. Yang ada sebagai penunjuk sebuah masa. Tak selalu berbanding lurus dengan apa yang dirasa. Karena besarnya angka tak berarti waktu itu lama. Tapi tak juga sebentar tentunya.
Begitupun sekarang. Waktu terasa cepat lajunya. Tak ku sangka bulan Ramadhan kembali tiba, tinggal beberapa hari saja. Walau mungkin ada lagi sedikit problema. Ya, masalah seperti biasa.
Biasa ?
Kenapa ??
Kok bisa ???
Karena setiap tahunnya, selalu begini adanya. Selalu ada beda. Antara pemerintah dan salah satu ormas Islam ternama. Dua-duanya shahih, berdasarkan ilmu dan logika. Tak mengarang, apalagi mengada-ngada. Yang satu dengan hisab satunya dengan rukyah. Jadi silahkan anda mau pilih yang mana.
Sudah-lah, sejenak kita lupakan itu semua. Jangan jadi bertikai karenanya. Sikapi secara bijak juga dewasa.
Mari ku lanjutkan kemasalah yang utama. Masalah yang ingin ku curahkan pada kalian semua. Ya ya ya, lagi dan lagi ini masalah cinta. Kisah cinta di waktu SMA. Juga saat ku telah lulus dari sana.
Ini tentang dua wanita. Yang telah dengan kejam ku tinggalkan mereka. Ku lukai hatinya. Ku sakiti jiwanya.
Ku tinggalkan setelah ku beri mereka sejuta janji.
Tapi ku tak berniat sungguh. Ku tak pernah berniat begitu. Ku cinta mereka tulus. Cinta ku nyata dari hati bukan nafsu. Tapi keadaan tak selalu mulus. Penuh lika liku. Rasa ku pun akhirnya rapuh. Hingga ku pilih jalan untuk putus.
Aku salah dan aku mohon ampun.
Tapi entah lah. Entah hanya perasaan saja atau memang nyata ada. Dua wanita itu rasanya masih membenci ku dengan sangat. Belum bisa untuk biasa atau mengampuniku dengan sepenuh hati mereka.
Hal itu sangat menggangguku. Mengusik hatiku, mengusik kehidupanku. Tak bisa tenang diriku. Ku takut itu kan menghambatku. Menjadi duri terjal dalam hidupku. Maafkan aku!
Tak ingin ku dibenci. Di sumpah serapahi. Terlebih oleh wanita yang ku cintai. Walau bukan lagi cinta 'tuk memiliki. Sekali cinta, ku 'kan tetap cinta. Begitu adanya, terserah mau percaya atau tidak.
Akhir kata, sekali lagi ku meminta maaf, untuk segala yang telah ku perbuat.
Jujur ku harap ini hanya perasaan ku saja, bukan kehidupan nyata yang ada.
It is special for I.R.A. & I.M., u can forget me but please forgive me.
Tak ada lagi waktu yang lebih tepat selain sekarang dan saat ini, saat indah nafas dan nyawa masih dengan setia ada di tubuh. Karena kita tidak pernah tau kapan tangan malaikat itu akan menarik nafas dari dada hingga akhirnya nyawa kita melayang menuju tempat abadi dan jasad diam terpaku, membatu, tak ada daya untuk bergerak.
Bila sudah begitu, apa masih bisa saya meminta maaf dan berguna kah kalian memaafkan saya?
dan lagi tak juga baik menyimpan dendam di bulan yang suci itu bahkan di bulan-bulan lainnya, betul kan?
maaf untuk janji yang tak bisa ku tepati.
maaf telah membuat kalian melayang tinggi tapi kemudian jatuh keras ke bumi.
maaf telah dengan egois mengambil keputusan sendiri.
maaf ...
maaf ...
maaf .. untuk sejuta maaf lainnya ...
harus kah saya sebut satu per satu ?
Komentar
Posting Komentar